VIDEO Bambang Harjo Kunjungi Pelabuhan Tanjung Emas, Ingatkan Risiko Kongesti

Lonjakan Aktivitas Logistik Ancam Kapasitas Pelabuhan Tanjung Emas Semaran

KLIK LINK UNTUK MELIHAT VIDEO: https://vt.tiktok.com/ZSDgR3tkH/

JURANEWS.ID, SEMARANG – Anggota Komisi VII DPR RI, Ir. H. Bambang Harjo Soekartono, menyoroti kinerja Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang kini menjadi salah satu pusat logistik terpenting di Jawa Tengah. Menurutnya, lonjakan aktivitas industri yang semakin tinggi berpotensi menimbulkan kongesti di pelabuhan tersebut.

Bambang menjelaskan, minat pelaku industri untuk merelokasi usaha ke Jawa Tengah semakin besar, baik dari Jawa Timur maupun kawasan Jabodetabek.

Faktor upah minimum yang relatif rendah dibandingkan daerah lain membuat Jawa Tengah menjadi magnet baru bagi investasi industri.

“Dengan adanya relokasi industri, otomatis akan terjadi lonjakan demand penggunaan pelabuhan. Kapal-kapal kontainer, baik untuk kebutuhan impor maupun ekspor, akan semakin padat di Tanjung Emas,” ujarnya dalam kunjungan kerja di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (26/9).

Berdasarkan data yang diterimanya, kapasitas kontainer di Pelabuhan Tanjung Emas saat ini sudah mendekati batas maksimal.

Dari total kapasitas 1,1 juta TEUs, tercatat sekitar 900 ribu TEUs sudah terpakai, dengan tren kenaikan 15 persen per tahun.

“Pertumbuhan ini tertinggi di Indonesia. Jakarta hanya naik 6-7 persen, Surabaya 5-6 persen, Makassar sekitar 4-5 persen. Sementara Semarang mencapai 15 persen. Ini sangat tinggi dan berisiko menimbulkan kongesti,” tegasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, Pelindo telah memperluas dermaga, menambah lapangan penumpukan kontainer, serta menghadirkan tambahan crane.

Menurut Bambang, langkah ini efektif untuk jangka pendek hingga 5–8 tahun ke depan.

Namun, ia mengingatkan bahwa setelah periode tersebut, kebutuhan kapasitas baru akan semakin mendesak.

Oleh karena itu, kehadiran pelabuhan alternatif menjadi sangat penting agar distribusi logistik tetap lancar.

Salah satu opsi yang disiapkan adalah Pelabuhan Batang, yang saat ini tengah dipersiapkan oleh Pelindo.

Bambang menilai, kehadiran pelabuhan tersebut dapat menjadi solusi pendukung sekaligus cadangan ketika Tanjung Emas menghadapi keterbatasan kapasitas.

“Selain persoalan kapasitas, Tanjung Emas juga sering menghadapi rob dan banjir. Kalau sampai terjadi stagnasi, citra kita di mata internasional bisa buruk sekali. Maka perlu ada pelabuhan alternatif,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyinggung rencana lama pembangunan pelabuhan di Pati yang pernah digagas sejak zaman Belanda.

Lokasi tersebut dinilai strategis karena terlindung dari hantaman gelombang musim barat dan memiliki potensi integrasi dengan jalur kereta api.

“Kalau Pati dikembangkan, bisa menjadi solusi jangka panjang. Tidak terkena gelombang besar, dekat jalur darat, dan sangat strategis untuk menopang distribusi logistik di Jawa Tengah,” tambahnya.

Bambang berharap Pelindo segera melakukan kajian dan survei menyeluruh untuk memastikan kesiapan pembangunan pelabuhan alternatif.

“Persiapan harus dimulai sekarang, supaya ketika lonjakan benar-benar terjadi, kita sudah punya pelabuhan pendamping,” pungkasnya.

(*)

Komentar